Bandung Barat, 3 Oktober 2025 – Udara sejuk Lembang menyambut para peserta Rapat Koordinasi Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) UPT 2025–2029 di Kampus Jayagiri, BBPMP Jawa Barat. Di balik dinginnya hawa pegunungan, semangat para peserta terasa hangat, termasuk delegasi dari BPMP Provinsi Riau yang membawa harapan besar untuk pendidikan di Bumi Lancang Kuning.
Acara yang berlangsung pada 1–3 Oktober ini dibuka langsung oleh Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen, Gogot Suharwoto, dengan penekanan bahwa penyusunan Renstra bukan sekadar menulis dokumen, melainkan merancang masa depan pendidikan Indonesia.
Mengingat Masa Lalu, Membenahi Masa Depan
Provinsi Riau, dengan luas wilayah hampir 90 ribu kilometer persegi dan 12 kabupaten/kota, menyimpan dinamika pendidikan yang beragam. Dalam periode 2020–2024, masih banyak catatan yang harus diperbaiki.
- Dana BOS sering terlambat cair karena keterbatasan SDM dan akses internet di daerah terpencil.
- Data Dapodik belum valid sepenuhnya, membuat alokasi DAK kadang tidak sesuai kebutuhan nyata di sekolah.
- Profil Pendidikan yang semestinya jadi peta jalan, masih jarang dijadikan acuan dalam penganggaran daerah.
- Dan yang cukup memprihatinkan, tidak semua sekolah bisa ikut Asesmen Nasional karena kendala geografis, sarana prasarana, hingga minimnya pemahaman.
Semua permasalahan ini pernah dialami Riau pada 2020–2024. Namun, Rakor Jayagiri menjadi momentum untuk memastikan hal serupa tidak lagi terulang pada periode 2025–2029.
Harapan Baru dari Renstra 2025–2029
Di forum ini, BPMP Riau menegaskan komitmennya. Melalui Renstra UPT 2025–2029, permasalahan lama akan dijawab dengan langkah nyata:
- Digitalisasi layanan dan tata kelola
- Supervisi dan pelatihan Dapodik
- Advokasi asimetris ke Pemda
- Wajibkan Profil Pendidikan sebagai dasar perencanaan daerah, agar kebijakan lebih berbasis data.
- Sosialisasi dan pendampingan Asesmen Nasional dengan dukungan sarpras berbasis digital untuk mengatasi hambatan geografis.
Menjaga Konsistensi Capaian
Tidak bisa dipungkiri, BPMP Riau selama lima tahun terakhir punya rekam jejak membanggakan. Predikat SAKIP “A”, kinerja anggaran “Sangat Baik”, hingga capaian ZI WBK Menuju WBBM menjadi bukti konsistensi. Namun, tantangan ke depan lebih kompleks, sehingga Renstra ini harus jadi pedoman yang hidup, bukan sekadar dokumen formalitas.
“Rakor Jayagiri adalah ruang refleksi. Kita melihat kelemahan masa lalu, mengidentifikasi kekuatan saat ini, lalu menetapkan arah ke depan. Untuk Riau, ini adalah kesempatan mempercepat pemerataan mutu pendidikan hingga ke pelosok,” ungkap salah satu perwakilan BPMP Riau saat ditemui di sela kegiatan.
Dari Lembang untuk Riau
Suasana sejuk Jayagiri menjadi saksi lahirnya gagasan besar: membangun pendidikan Indonesia yang lebih adil dan berkualitas. Bagi BPMP Riau, ini bukan hanya tentang menyusun Renstra, melainkan tentang menuliskan harapan ribuan guru, orang tua, dan anak-anak Riau yang berhak atas pendidikan bermutu.
Dengan semangat “Kuatkan Koordinasi, Kolaborasi, dan Sinergi dengan Penuh Empati”, BPMP Riau menatap periode 2025–2029 dengan optimisme. Harapannya, tak ada lagi cerita tentang sekolah yang tertinggal pencairan BOS, data pendidikan yang keliru, atau siswa yang tak bisa ikut Asesmen Nasional.
Karena bagi Riau, pendidikan bukan sekadar angka di rapor, melainkan jalan mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua menuju Indonesia Generasi Emas Tahun 2045. rkd